Sistem
urine adalah suatu sistem
organ yang memproduksi,
menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal,
dua ureter, kandung kemih, dua otot sphincter, dan uretra.
Urin atau air seni atau air kencing
adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan
untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang
menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam
ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar
tubuh melalui uretra. Urin bersal dari penyaringan darah oleh ginjal yang
dialirkan memelaui uretra selanjutnya dikeluarkan dari tubuh urin. banyak mengandung
bebrapa zat seperti glukosa, garam-garam, asam amino. Urin ditampung dalam
kantung urin sampai sekitar 300 cc .
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis.
Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis.
Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Proses
pembentukan urine meliputi 3 tahap yaitu :
1. Tahap
penyaringan (filtrasi).
Tahap
filtrasi terjadi di badan Malpighi yang di dalamnya terdapat glomerulus yang
dikelilingi sangat dekat oleh kapsula Bowman . Proses filtrasi: Ketika darah
yang mengandung air, garam, gula, urea dan zat-zat lain serta sel-sel darah dan
molekul protein masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga
mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut, melewati pori-pori
endotelium kapiler glomerulus, kecuali sel-sel darah dan molekul protein.
Kemudian menuju membran dasar dan melewati lempeng filtrasi, masuk ke dalam
ruang kapsula Bowman. Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsula Bowman disebut
filtrat glomerulus atau urine primer. Urine primer ini mengandung: air,
protein, glukosa, asam amino, urea dan ion anorganik. Glukosa, ion anorganik
dan asam amino masih diperlukan tubuh.
2. Tahap penyerapan kembali (reabsorpsi).
Filtrat
glomerulus atau urine primer mengalami tahap reabsorpsi yang terjadi di dalam
tubulus kontortus proksimal, dan lengkung Henle. Proses tahap ini dilakukan
oleh sel-sel epitelium di seluruh tubulus ginjal. Banyaknya zat yang direabsorpsi tergantung
kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang direabsorpsi antara lain adalah: glukosa,
asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca, 2+, Cl-, HCO3-,
dan HbO42-, sedangkan
kadar urea menjadi lebih tinggi.
Proses
reabsorpsi : mula-mula urine primer masuk dari glomerulus ke tubulus kontortus
proksimal, kemudian mulai direabsorpsi hingga mencapai lengkung Henle. Zat-zat
yang direabsorpsi di sepanjang tubulus ini adalah glukosa, ion Na+, air, dan
ion Cl-.
Setiba di lengkung Henle, volume filtrat telah berkurang. Hasil tahap
reabsorpsi ini dinamakan urine sekunder atau filtrat tubulus. Kandungan urine
sekunder adalah air, garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi memberi
warna dan bau pada urine. Urine sekunder masuk ke dalam tubulus kontortus
distal dan terjadi lagi penyerapan zat-zat yang tidak digunakan dan kelebihan
air diserap sehingga terbentuk urine.
3. Tahap
Pengeluaran (Augmentasi).
Urine sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun
menuju saluran pengumpul (tubulus kolektivas). Dari tubulus kolektivas, urine
dibawa ke pelvis renalis, lalu ke ureter menuju kantung kemih (vesika
urinaria).
Kantung kemih merupakan tempat penyimpanan sementara
urine. Jika kantung kemih sudah penuh oleh urine, maka urine harus dikeluarkan
dari tubuh, melalui saluran uretra.
Volume urine yang
dikeluarkan antara lain tergantung pada hal-hal berikut:
· Jumlah air yang
diminum.
· Jumlah garam
yang harus dikeluarkan dari darah agar tekanan osmosis tetap.
· Hormon
antidiuretik (Anti Diuretic Hormone = ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar
hipofisis di bagian belakang otak.
Secara umum urin berwarna kuning.
Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih), urin kental berwarna kuning
pekat, dan urin baru/segar berwarna kuning jernih. Urin yang didiamkan agak
lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika dibiarkan agak lama
berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 – 7,5 urin akan menjadi lebih asam
jika mengkonsumsi banyak protein,dan urin akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi
banyak sayuran. Berat jenis urin 1,002 – 1,035.
Volume urin normal per hari adalah
900 – 1200 ml, volume tersebut dipengaruhi banyak faktor diantaranya suhu,
zat-zat diuretika (teh, alcohol, dan kopi), jumlah air minum, hormon ADH, dan
emosi.
Interpretasi warna urin dapat
menggambarkan kondisi kesehatan organ dalam seseorang.
a. Keruh.Kekeruhan pada urin
disebabkan adanya partikel padat pada urin seperti bakteri, sel epithel, lemak,
atau Kristal-kristal mineral.
b.
Pink, merah muda dan merah. Warna urin seperti ini biasanya disebabkan oleh
efek samping obat-obatan dan makanan tertentu seperti
bluberi dan gula-gula, warna ini juga bisa digunakan sebagai tanda adanya
perdarahan di system urinaria, seperti kanker ginjal, batu ginjal, infeksi
ginjal, atau pembengkakkan kelenjar prostat.
c. Coklat muda seperti warna air
teh, warna ini merupakan indicator adanya kerusakan atau gangguan hati seperti
hepatitis atau serosis.
d. Kuning gelap, Warna ini
disebabkan banyak mengkonsumsi vitamin B kompleks yang banyak terdapat dalam
minuman berenergi.
Pada umumnya, urine normal berwarna
bening. Akan tetapi warna urinedapat juga berubah-ubah. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi perubahan warnaurine. Faktor yang terpenting adalah kadar air
dalam tubuh kita. Bila warna urine berubah menjadi kuning muda ataupun
kuning tua itu artinya tubuh kita sudah mulaikurang cairan, mungkin asupan yang
kurangan atau aktivitas yang banyak karenacairan tubuh kita paling banyak
dikeluarkan melalui urine dan keringat.
Untuk
mencegah supaya warna urine tidak kuning adalah dengan meminumair putih minimal
8 gelas sehari, ukuran itu disesuaikan dengan aktivitas kita sehari-hari. Jika
memang aktivitas kita ekstra maka kebutuhan cairan kita juga ekstrasehingga
kita harus meminum air lebih dari biasanya. Perubahan warna urine bisadijadikan
paramater bahwa tubuh kita perlu asupan air. Berikut adalah tingkatanwarna
urine beserta penjelasannya
Perubahan
warna yang terjadi :
a. Hijau : memiliki kadar glukosa sebanyak 1 %
b. Merah : memiliki kadar glukosa sebanyak 1,5 %
c. Orange : memiliki kadar glukosa sebanyak 2 %
d. Kuning : memiliki kadar glukosa sebanyak 5 %
a. Hijau : memiliki kadar glukosa sebanyak 1 %
b. Merah : memiliki kadar glukosa sebanyak 1,5 %
c. Orange : memiliki kadar glukosa sebanyak 2 %
d. Kuning : memiliki kadar glukosa sebanyak 5 %
D. Unsur-unsur dalam urin
1. Unsur-unsur normal dalam urin.
a. Urea (25-30 gram) merupakan hasil akhir dari metabolisme protein pada mamalia.
b. Amonia, pada keadaan normal terdapat sedikit dalam urin segar. Pada penderita diabetes millitus, kandungan amonia dalam urinnya sangat tinggi.
c. Kreatinin dan kreatin (kreatinin : produk pemecahan kreatin), normalnya 20-26 mg/kg pada laki-laki, dan 14-22 mg/kg pada perempuan.
d. Asam urat, adalah hasil akhir terpenting oksidasi purin dalam tubuh. Asam urat sangat sukar larut dalam air, tetapi mengendap membentuk garam-garam yang larut dengan alkali. Pengeluaran asam urat meningkat pada penderita leukimia, penyakit hati berat.
e. Asam amino: hanya sedikit dalam urin. Pada penderita penyakit hati yang lanjut karena keracunan, maka jumlah asam amino yang diekskresikan meningkat.
f. Klorida (terutama NaCl), pengeluarannya tergantung dari masukan.
g. Sulfur, berasal dari protein yang mengandung sulfur pada makanan.
h. Fosfat di urin adalah gabungan dari natrium dan kalium fosfat, berasal dari makanan yang mengandung protein berikatan denagn fosfat.
i. Oksalat dalam urin rendah. Pada penderita hiperoksaluria jumlah oksalat relatif tinggi.
j. Mineral: Na, Ca, K, Mg ada sedikit dalam urin.
k. Vitamin, hormon dan enzim dalam urin sedikit.
1. Unsur-unsur normal dalam urin.
a. Urea (25-30 gram) merupakan hasil akhir dari metabolisme protein pada mamalia.
b. Amonia, pada keadaan normal terdapat sedikit dalam urin segar. Pada penderita diabetes millitus, kandungan amonia dalam urinnya sangat tinggi.
c. Kreatinin dan kreatin (kreatinin : produk pemecahan kreatin), normalnya 20-26 mg/kg pada laki-laki, dan 14-22 mg/kg pada perempuan.
d. Asam urat, adalah hasil akhir terpenting oksidasi purin dalam tubuh. Asam urat sangat sukar larut dalam air, tetapi mengendap membentuk garam-garam yang larut dengan alkali. Pengeluaran asam urat meningkat pada penderita leukimia, penyakit hati berat.
e. Asam amino: hanya sedikit dalam urin. Pada penderita penyakit hati yang lanjut karena keracunan, maka jumlah asam amino yang diekskresikan meningkat.
f. Klorida (terutama NaCl), pengeluarannya tergantung dari masukan.
g. Sulfur, berasal dari protein yang mengandung sulfur pada makanan.
h. Fosfat di urin adalah gabungan dari natrium dan kalium fosfat, berasal dari makanan yang mengandung protein berikatan denagn fosfat.
i. Oksalat dalam urin rendah. Pada penderita hiperoksaluria jumlah oksalat relatif tinggi.
j. Mineral: Na, Ca, K, Mg ada sedikit dalam urin.
k. Vitamin, hormon dan enzim dalam urin sedikit.
2.
Unsur abnormal dalam urin.
Protein: Proteinuria (albuminuria) yaitu adanya albumin dan globulin dalam urin dengan konsentrasi abnormal. Proteinuria fisiologis terdapat + 0.5% protein, ini dapat terjadi setelah latihan berat, setelah makan banyak protein, atau sebagai akibat dari gangguan sementara pada sirkulasi ginjal bila seseorang berdiri tegak. Kasus kehamilan disertai Proteinuria sebesar 30-35%. Proteinuria patologis, disebabkan karena adanya kelainan dari organ ginjal karena sakit. Misalnya nefrosklerosis suatu bentuk vaskuler penyakit ginjal, dihubungkan dengan hipertensi arterial. Proteinuria pada penyakit ini meningkat dengan makin beratnya kerusakan ginjal. Proteinuria dapat juga terjadi karena keracunan tubulus ginjal oleh logam-logam berat (raksa(Hg), arsen(As), bimut(Bi)).
Glukosa: glukosuria tidak tetap dapat ditemukan setelah stress emosi (pertandingan atletik yang menegangkan), 15% kasus glikosuria tidak karena diabetes. Galaktosuria dan laktosuria dapat terjadi pada ibu selama kehamilan, laktasi maupun menyapih. Pentosuria terjadi sementara sesudah makan makanan yang mengandung gula pentosa. Benda-benda keton dapat terjadi pada saat kelaparan, diabetes, kehamilan, anestesia eter. Terdapat bilirubin, dan adanya kandungan darah karena kerusakan pada ginjal.
Protein: Proteinuria (albuminuria) yaitu adanya albumin dan globulin dalam urin dengan konsentrasi abnormal. Proteinuria fisiologis terdapat + 0.5% protein, ini dapat terjadi setelah latihan berat, setelah makan banyak protein, atau sebagai akibat dari gangguan sementara pada sirkulasi ginjal bila seseorang berdiri tegak. Kasus kehamilan disertai Proteinuria sebesar 30-35%. Proteinuria patologis, disebabkan karena adanya kelainan dari organ ginjal karena sakit. Misalnya nefrosklerosis suatu bentuk vaskuler penyakit ginjal, dihubungkan dengan hipertensi arterial. Proteinuria pada penyakit ini meningkat dengan makin beratnya kerusakan ginjal. Proteinuria dapat juga terjadi karena keracunan tubulus ginjal oleh logam-logam berat (raksa(Hg), arsen(As), bimut(Bi)).
Glukosa: glukosuria tidak tetap dapat ditemukan setelah stress emosi (pertandingan atletik yang menegangkan), 15% kasus glikosuria tidak karena diabetes. Galaktosuria dan laktosuria dapat terjadi pada ibu selama kehamilan, laktasi maupun menyapih. Pentosuria terjadi sementara sesudah makan makanan yang mengandung gula pentosa. Benda-benda keton dapat terjadi pada saat kelaparan, diabetes, kehamilan, anestesia eter. Terdapat bilirubin, dan adanya kandungan darah karena kerusakan pada ginjal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar